Minuman Favorit, Perusak Tubuh | Asma dan Fakta yang Belum Terungkap di Belakangnya | Kedokteran Dalam Sejarah | HIV-AIDS Treatment Centre | Indonesia, Kemiskinan dan Potret Buram Kesehatan | Unpretending Love Blogger Template | Tata Laksana Demam Berdarah Dengue | Tips Mendaftar Google Adsense |
Google

08 May 2006

Ritual yang "perlu" dimaknai kembali....

Dalam sebuah lembaga kemahasiswaan, sudah menjadi ritual wajib setiap periodenya acara peralihan tongkat estafet kepada generasi pelanjut. bahkan kalo dibolehkan saya kemudian menyebutnya sebuah hukum alam, seperti layaknya siklus sel yang pada saatnya harus menggugurkan dirinya untuk kemudian digantikan dengan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sel yang sama yaitu berjalan sesuai dengan peran dan fungsi yang telah pula ditentukan. namun, dalam ritual yang ada di ranah lembaga kemahasiswaan, selayaknya tidak hanya berupa ceremonial ketuk palu, membacakan konsideran, dan berada jauh dari tempat keramaian. namun seperti layaknya siklus sel, ada banyak komponen yang terlibat dan saling memberikan kontribusinya masing-masing dan bisa memberikan kesan terhadap setiap proses yang terjadi.
Pengkaderan dan tingkat pendidikan
merunut pada dunia kemahasiswaan di Fakultas kita tercinta, dimana dunia akademik mengharuskan kita menyelesaikan semua kegiatan akademik kita dalam kurang dari 3 tahun, menuntut para calon pelaku lembaga nantinya harus bergerak lebih cepat dari biasanya dan dapat memaknai setiap proses yang ada untuk kemudian dijadikan pembelajran untuk lemabaga kemahasiswaan kedepan. bukan bermaksud memaksakan untuk bisa matang, tapi mempercepat kematangan. transformasi nilai dan pengetahuan dari mantan pengurus lembaga ke calon pengurus juga menjadi agenda yang tidak kalah penting yang harus diperhatikan oleh para penyelenggara ritual tersebut. segala daya dan upaya harus dimaksimalkan untuk dapat memberikan kesan kepada lebih banyak calon penggiat lembaga. karena, ketimpangan yang ada hari ini, karena ketidak tahuan mereka akan kondisi kekinian lembaga. semua yang dijalankan selama satu tahun hanya bereferensikan kreatifitas belaka dan tentu saja ritual tahun sebelumnya. tidak ada yang baru yang coba ditawarkan, sementara semua sendi kehidupan baik skala makro dan mikro berubah dan berkembang dengan pesat. akankah kita terus ketinggalan ?.
jadi, memaknai setiap "proses" yang ada menajdi bagian terpenting dalam ritual yang kelak akan menjadi pijakan dasar untuk bergerak. kalo tidak, entah apa yang akan terjadi......

Yoesrianto Tahir
Makassar, 8 Mei 2006, 21.33 wita...

1 Comments:

Blogger Asta Qauliyah said...

"Pertanda pagi, kata seorang guru, adalah terang tanah yang membuat orang tidak sekadar bisa membedakan pohon ara dari pohon persik. Tetapi, ketika kita mampu melihat wajah sesama seperti bagian dari diri kita sendiri. Sebelum kita mampu melakukannya, tidak peduli jam berapa pun, hari masih malam"

11:24 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< KEMBALI KE HALAMAN DEPAN